Minggu, 26 Juni 2011

coba perhatikan dan intropeksi diri !!!

Sebuah pribahasa yang tidak asing lagi di telinga yang berarti: "tidak bisa menerima kenyataan". Topik ini saya angkat karena mengingat kejadian yang menimpa alm. Christy Moer yang sedang menyebar di mana-mana. Anda menerima atau mengirim broadcast message tentang hal ini tanpa sedikit pun berpikir bahwa ini bisa terjadi pada siapapun, termasuk Anda!

Begitupula ketika Anda melihat seorang kakek tua yang menderita, mungkin Anda tidak pernah berpikir sedikitpun bahwa mungkin Anda pun akan menjadi seperti itu nantinya.

"Itu kan DIA! Bukan SAYA!" Sambil melihat kearahnya dan menudingkan jari, tanpa pernah berpikir bahwa suatu hari akan ada orang lain yang menudingkan jari dan melihat kearah Anda sambil berkata: "Itu kan DIA! Bukan SAYA!"

Begitu pula dalam urusan romansa, ketika Anda melihat seorang pria yang berjalan dengan wanita cantik. "Dia enak, ganteng dan kaya raya.. itu kan DIA! Bukan Saya!" Anda melarikan diri dengan indah sambil menyalahkan dunia dan keadaan, tanpa berusaha untuk mempelajari apa yang dilakukan pria tersebut.

Begitupula ketika melihat seorang pria yang diinjak-injak dan dimanfaatkan wanita, "Itu kan DIA! Bukan SAYA!" Tanpa pernah berpikir bahwa Anda mungkin sekarang pun tengah mengalami hal yang sama, atau paling tidak, memikirkan apa yang harus Anda lakukan kalau bertemu dengan wanita seperti itu suatu saat nanti.

Atau melihat seorang pria yang mengejar wanita sampai 5 tahun tapi hasilnya hanya kekecewaan dan kesia-siaan. "Itu kan DIA! Bukan SAYA!", dan dengan penuh keyakinan Anda menunggu gebetan Anda yang sekarang sudah jadi milik pria lain. Anda melakukan kesalahan yang SAMA dan berharap hasil yang BERBEDA.

Atau mungkin seorang pria yang mentraktir wanita yang disukainya namun hanya menjadi dompet dan ATM berjalan. "Itu kan DIA! Bukan SAYA!", tapi anehnya, Anda mengharapkan hasil yang berbeda dengan menyogok, mentraktir, dan membelikan berbagai hadiah untuk wanita yang Anda kejar juga.

"Itu kan DIA! Bukan SAYA!"

Anda melakukan hal yang sama ketika melihat garis waktu yang selalu menyentil dan menohok realita romansa Anda, "Itu kan DIA! Bukan SAYA!" bukannya memikirkannya demi diri sendiri, yang Anda lakukan adalah selalu berkelit dari kenyataan.

Atau ketika Anda melihat orang - orang yg di sekitar anda, dan ingin mengalami petualangan romansa dan meraih cinta impian seperti mereka, "Itu kan DIA! Bukan SAYA!" Lagi-lagi Anda berkelit dari keinginan diri Anda sendiri.

"Itu kan DIA! Bukan SAYA!"

Anggukan kepala Anda 3 kali kalau suara ini sering terngiang dikepala Anda.
Akibat kebiasaan Anda mengatakan: "Itu kan DIA! Bukan SAYA!" maka sudah dapat saya tebak bahwa hasilnya adalah Lubang Buaya yang tidak berkesudahan seperti yang sudah sudah. Anda hanya bisa berputar terus menerus dalam kegagalan romansa yang sama.

Saya ingin sekali rasanya berteriak sekencang-kencangnya tentang hal ini, tapi karena tidak mungkin melakukannya jadi terpaksa saya harus membongkar rahasia ini lewat tulisan saja. Hal kecil namun penting yang merupakan salah satu pola pikir dari setiap orang.
APA YANG TERJADI PADA ORANG LAIN, BISA TERJADI PADA ANDA! Karena itu, kesuksesan atau kegagalan yang Anda alami adalah tanggung jawab Anda sendiri! Bukan karena orang lain atau keadaan!

Bila Anda sungguh ingin mendapatkan kisah cinta impian Anda, belajarlah dari orang yang tepat dengan CARA yang tepat. Ketika Anda bertemu dengan teman Anda yang jago berkomunikasi dengan wanita, SIMAK dengan seksama apa yang dia lakukan. Ketika Anda melihat seorang pria yang berpenampilan keren, PERHATIKAN. Ketika teman-teman Anda menjatuhkan Anda, HINDARI. Ketika Anda membaca artikel saya, LAKUKAN yang Anda baca.

Saya tahu pemikiran seperti ini belum pernah terlintas dalam benak Anda, karena buktinya Anda masih duduk dikursi yang sama sambil terus berkata "Itu kan DIA! Bukan SAYA!" atau, "Itu kan cuman orang yg sekedar bicara ! Bukan Saya!" Kalau Anda percaya bahwa apa yang terjadi pada orang lain juga bisa terjadi pada Anda, tidak mungkin tidak.

"Itu bisa terjadi padanya, bisa juga terjadi pada saya". Dengan belajar dari pengalaman orang lain, Anda tidak melakukan kesalahan yang sama dan tidak terjebak dalam lubang yang sama. Sebaliknya, Anda juga bisa mendapatkan kesuksesan yang sama, bahkan lebih!

Selamat mencoba pola pikir baru Anda.

Selasa, 21 Juni 2011

Kebutuhan Dalam Hubungan. PENTING buat yg pacaran/sudah nikah.
Gua akan ngebahas seacara detail dan terperinci. enjoy !!

1) Masalah dan konflik dalam hub timbul ketika ada kebutuhan pasangan yg tidak terpenuhi. Ini rumus yang musti diinget.

2) Kebutuhan tidak terpenuhi akibat komunikasi yg kurang baik. So PENTING buat ngobrolin apa yg bikin kamu hepi & gak.

3) Apa aja sih kebutuhan pasangan dalam hub? Dr. Gary Chapman menyebutnya 5 Bahasa Cinta. Ada yang pernah denger?

4) 5 Bahasa Cinta bilang bahwa dalam hub ada 5 cara buat memenuhi kebutuhan pasangan dan bikin dia merasa dicintai.

5) #1: KATA2 MANIS. Kamu butuh mendengar pujian dan rasa sayang dalam bentuk kata2. Ini bikin kamu merasa diinginkan.

6) #2: QUALITY TIME. Kamu butuh waktu berduaan dengan pasangan kamu. Gak penting apa yg dilakukan, yg penting berdua.

7) #3: KADO & HADIAH. Kamu merasa dicintai bila dia memberik kamu kado. Bukan matre, sebagai bukti perhatian dia.

8) #4: MEMBERI BANTUAN. Kamu seneng banget kalo dia bantuin kamu ngerjain tugas kuliah, ato nyuci motor. Bukti cintanya.

9) #5: SENTUHAN. Kamu merasa disayang lewat pelukan, ciuman, dan belaian. Sentuhan yg buat kamu jd merasa dekat dgn dia.

10) Di atas tadi adalah 5 Bahasa Cinta. Nah, setiap orang miliki kebutuhan & bahasa cinta yg berbeda. Kamu yg mana?

11) Kebutuhan kamu dan partner kamu bisa beda. Jadi PENTING utk cari tau, apa kebutuhan dan bahasa cinta partner kamu.

12) Contohnya saya. Saya butuh KATA2 MANIS dan SENTUHAN, bukan KADO & HADIAH. Saya ingin partner saya memenuhi hal itu.

13) Daripada dikasih kado yg mahal, saya jauh lebih hepi kalo dirayu dengan kata2 manis dan kecupan. Bagaimana dgn kamu?

14) Cari tau apa kebutuhan & bahasa cinta partner kamu. Kalo dah tau, kamu bisa memenuhinya. Jd gampang bikin dia hepi.

15) Yg sering jd masalah: kamu GAK TAU apa yg dia butuhin. Dia butuhnya waktu kamu, tapi kamu ngasih kata2 manis. Gak konek!

16) Dia butuh denger kamu ngomong "sayang" dan "kangen", kamu malah ngasih kado. Dia jd merasa GAK DIMENGERTI.

17) Salah stau kesalahan TERBESAR dalam hub adalah: MENGANDALKAN PERASAAN & EMOSI. Gak mau lakuin kalo gak lg feel.

18) Ingat: hub butuh KOMITMEN. Namanya KOMITMEN itu tidak bergantung pada PERASAAN & EMOSI, tapi KEPUTUSAN & TINDAKAN.

19) PERASAAN & EMOSI akan menurun seiring berjalannya waktu. Kalo kamu cuma ngandelin kedua hal itu, BAHAYA BESAR!

20) Pasangan kamu butuh sesuatu dari kamu. TUGAS KAMU untuk memenuhinya, terlepas apakah kamu lg mood ato gak.

21) Tapi tentu saja hal ini berlaku sebaliknya juga buat partner kamu. Dia juga harus bisa mmenuhi kbutuhan kamu.

22) Karena itu kamu WAJIB ngasitau ke partner, apa yg kamu butuhin dan bahasa cinta mana yg bikin kamu mrasa dcintai.

23) Nah kalo kamu dah ngasitau, tapi partner kamu cuek aja gak peduli.. saatnya mengevaluasi ulang hub kamu.

24) Percuma mempertahankan hub yg gak bikin kamu hepi & gak mmnuhi kbutuhan kamu. Dijamin kamu bakal ngeluh mulu!

25) SALING mengerti bahasa cinta masing2 & SALING mmnuhi kebutuhan masing2, itu KUNCI hub yg langgeng..

Sabtu, 18 Juni 2011

Pelajari tentang cinta

Saya hampir tidak pernah bicara tentang cinta, tapi dengan banyaknya pertanyaan pertanyaan seputar cinta, maka rasanya perlu untuk membahas mengenai hal ini. Jadi untuk kali ini, saya akan sedikit membahas tentang cinta. Satu kata yang didambakan oleh semua orang di dunia ini.

Kebanyakan orang memiliki pendapat bahwa cinta itu sesuatu yang alami dan tidak bisa dipelajari. Ini adalah sebuah prinsip kuno yang sudah usang. Memang betul, perasaan dan emosi yang timbul ketika tertarik dengan lawan jenis adalah sebuah proses yang alamiah, tapi proses itupun sudah bisa dijelaskan secara ilmiah.

Sekedar tertarik saja TIDAK CUKUP! Hanya karena Anda merasa deg-degan ketika melihat wanita yang menjadi minat Anda, bukan berarti PROSES untuk mendapatkannya akan terjadi begitu saja. Untuk bisa membuatnya jatuh cinta dan menjadi kekasih Anda, jelas membutuhkan keahlian yang spesifik! Untuk memulai dan menjalin hubungan cinta diperlukan bukan hanya perasaan saja, tapi juga mencakup begitu banyak hal: penampilan, komunikasi, bahasa tubuh, psikologi, pergaulan sosial, dan sebagainya. Hal-hal tersebut jelas merupakan keahlian yang bisa dipelajari, bahkan beberapa bidang, seperti psikologi, bisa dipelajari secara akademis. Jadi, apakah cinta bisa dipelajari? Ya!

Justru akibat pola pikir ‘cinta itu alami dan terjadi begitu saja’ yang menyebabkan banyak sekali orang yang terjebak dalam permasalahan cinta dan hubungan yang pelik tanpa mengerti cara menemukan solusinya. Hal ini bisa Anda ukur secara sederhana dari data statistik perceraian yang makin tinggi setiap tahunnya. Begitu banyak orang mengalami penderitaan dan kekecewaan, semuanya atas nama cinta.

Karena itu, MEMPELAJARI cinta dan semua aspeknya dengan baik sangat KRUSIAL untuk menciptakan hubungan cinta yang lebih sehat, ideal, dan menyenangkan bagi kedua belah pihak yang terlibat di dalamnya.

Antara Cinta dan Romansa

Untuk memudahkan penjelasan, mari kita mendefinisikan cinta dan romansa secara sederhana. Cinta adalah PERASAAN yang timbul di hati, sebuah proses psikologis yang melibatkan emosi pribadi, sifatnya personal dan tidak melibatkan orang lain. Kata kucinya adalah: PERASAAN DAN EMOSI PRIBADI. Sedangkan romansa adalah PROSES interaksi sosial antara dua insan yang saling tertarik satu sama lain. Baik ketika masih PDKT, ataupun ketika sudah menjadi sepasang kekasih. Kata kuncinya adalah: INTERAKSI SOSIAL. Tidak ada interaksi, maka TIDAK BISA disebut romansa. Ngeliatin wanita dari jauh sambil ngarep, itu BUKAN romansa, apalagi cinta.

Dari definisi sederhana di atas, kita bisa melihat bahwa cinta tidak harus ada dalam sebuah hubungan romansa.

Jadi Apa Itu Cinta?

Bayangkan skenario berikut ini: Anda sangat menyukai motor balap dan bermimpi untuk membelinya suatu saat. Jadi Anda mulai menabung, bahkan sampai sering lembur larut malam demi mendapatkan penghasilan lebih. Setelah cukup lama menabung akhirnya Anda bisa membeli motor balap yang Anda idam-idamkan.

Bayangkan perasaan Anda ketika mengendarai motor tersebut pulang ke rumah, bahagia bukan main! Anda merawat motor tersebut dengan sangat baik, mencucinya dengan hati-hati, rutin ke bengkel, tidak mengijinkan siapapun untuk mengendarainya, dan sangat emosional bila motor tersebut lecet atau menabrak sesuatu. Anda MENCINTAI motor Anda.

Satu hal yang harus disadari, Anda TIDAK MUNGKIN mencintai motor Anda sedemikian rupa apabila Anda BELUM memilikinya. Anda mencintai motor tersebut karena Anda telah menginvestasikan begitu banyak hal: waktu, tenaga, dan uang. Semua investasi tersebut hanya bisa dilakukan setelah Anda membeli dan MEMILIKI motor itu. Anda TIDAK MUNGKIN mencintai dan merawat motor yang masih berada di showroom! Kalau Anda hanya bisa melihat dari balik etalase dan berkhayal untuk memiliki motor tersebut, itu bukan cinta. Itu NGAREP!

Coba ganti skenario motor balap ini dengan wanita. Prinsipnya sama saja. Semakin besar investasi Anda pada suatu hal, semakin Anda mencintai hal tersebut.

Mungkin Anda protes, “Kok orang disamakan dengan motor?” Baik itu orang, motor, atau apapun, proses psikologis yang terjadi adalah sama. Anda ngidam makan es krim Magnum atau Anda ngebet ingin pacaran dengan seorang wanita, proses yang terjadi di otak Anda adalah SAMA! Keinginan adalah keinginan, apapun obyeknya. Begitupula dengan cinta.

Cinta Adalah Hasil, Bukan Penyebab

Anda mencintai wanita yang SUDAH menjadi kekasih Anda, bukan karena Anda mencintai dirinya lalu menjadikannya kekasih Anda. Dalam tahap PDKT, proses yang terjadi hanyalah ketertarikan fisik dan interaksi sosial. Sama sekali tidak ada unsur cinta di dalamnya, karena dia belum jadi milik Anda. Ketika Anda dan dia sudah SALING MEMILIKI dalam sebuah hubungan yang serius, akan ada banyak investasi yang Anda berikan untuk hubungan tersebut. Investasi waktu, tenaga, perasaan, emosi, dan uang. Di situlah cinta TUMBUH.

Kalimat 'cinta tidak harus memiliki' itu sebuah penghiburan diri belaka bagi orang-orang yang ngarep dan hanya mampu berharap untuk memiliki. Bukan berarti cinta itu HARUS memiliki, tapi cinta ada KARENA memiliki.

Mungkin Anda bertanya, "Lalu bagaimana dengan yang putus cinta? Apakah masih ada cinta di antara mereka?" Ya, masih. Karena mereka pernah saling memiliki. Setidaknya, ketika putus cinta, Anda masih memiliki KENANGAN akan cinta. Malah biasanya, orang yang mengalami putus cinta sebenarnya MENCINTAI KENANGAN tersebut, bukan sang mantan.

Penting bagi Anda untuk menyadari bahwa Anda hanya bisa mencintai sesuatu yang SUDAH ANDA MILIKI. Dalam konteks romansa, jelas maksudnya adalah Anda dan dia sudah menjadi sepasang kekasih dan MEMILIKI hubungan. Anda tidak perlu membuang-buang terlalu banyak investasi waktu, tenaga, emosi, dan uang untuk seorang wanita yang masih berstatus gebetan. 

Tidak usah mengatakan cinta pada wanita yang masih gebetan dan belum menjadi kekasih Anda. Karena itu akan sangat membebani Anda dan dirinya. Silakan bicara cinta kalau Anda sudah jadian. Bila hubungan itu ibarat pohon, maka pria adalah matahari yang menyinari dan wanita adalah air yang menyirami, dan cinta adalah buah manis yang dihasilkan pohon tersebut.

Tiga Fase Romansa

Tidak banyak orang yang menyadari bahwa sebenarnya ada TIGA FASE dalam romansa. Setiap fase memiliki aturan, pola, dan cara berinteraksi yang berbeda:

  • PRE-RELATIONSHIP: Fase pendekatan (PDKT). Di fase ini unsur cinta sama sekali tidak memegang peranan karena hubungan antara kedua pihak masih belum terbentuk jelas. Pada fase ini yang ada hanyalah daya tarik fisik, komunikasi sosial, dan saling menjajaki kemungkinan. Terlalu cepat kalau Anda berbicara soal cinta di fase ini, karena segala sesuatunya masih belum pasti. Dengan membawa cinta ke dalam fase ini, Anda mengambil resiko yang cukup besar. Analogi bisnisnya, PDKT adalah masa promosi untuk menarik pembeli. Bisa deal, bisa tidak.
  • IN-RELATIONSHIP: Fase hubungan serius/pacaran. Pada fase ini unsur cinta memegang peranan penting. Cara Anda berinteraksi dengan kekasih Anda pun akan berbeda dibanding fase PDKT. Ini adalah fase saling mengenal kepribadian masing-masing secara mendalam, terlebih lagi ditambah dengan konflik-konflik yang akan muncul. Silakan berbicara mengenai cinta, pengorbanan, ketulusan, dan sebagainya, kalau Anda sudah berada di dalam fase ini. Analogi bisnisnya, setelah menjadi pembeli maka baru Anda memberikan pelayanan yang maksimal bagi kostumer Anda.
  • POST-RELATIONSHIP: Fase putus cinta. Bagi Anda yang sudah pernah mengalami fase ini pasti mengerti, bahwa setelah putus cinta masih akan ada begitu banyak konflik yang muncul. Konflik dengan diri sendiri maupun konflik dengan mantan kekasih Anda. Fase ini berfokus pada mengendalikan diri, emosi dan meminimalisir konsekuensi kerusakan yang mungkin terjadi dalam hidup Anda serta mempersiapkan diri untuk mendapatkan cinta kembali dengan kekasih baru. Analogi bisnisnya, bila kostumer Anda tidak lagi berminat membeli produk Anda, maka harus dilakukan evaluasi agar jangan sampai hal tersebut terulang lagi di masa depan.
Rahasia Romansa

Banyak orang mengalami kegagalan dan kekecewaan karena TIDAK MENYADARI adanya ketiga fase di atas. Ini mengakibatkan Anda melakukan hal-hal yang sebenarnya baik, tapi tidak sesuai pada TEPAT dan WAKTUNYA, membuat strategi Anda jadi meleset dan tidak efektif.

Contoh: kebanyakan pria biasa menghabiskan banyak uang dan waktu untuk PDKT, padahal dalam tahap pre-relationship sang wanita belum layak untuk menerima segitu banyak investasi dari Anda. Nanti kalau dia sudah menjadi kekasih Anda, maka silakan memanjakannya sesuka Anda, karena toh dia sudah jadi milik Anda.

Jumat, 17 Juni 2011

dunia punya cerita

Kedua orang tua saya telah menikah selama 30 tahun. Selama itu pula mereka selalu bersama setiap hari, mulai dari membuka mata di pagi hari hingga memejamkan mata di malam hari. Apalagi saya sudah keluar rumah dan pindah ke Jakarta tahun 1995 lalu adik saya menyusul pada tahun 2000, maka praktis semenjak itu mereka hanya berduaan saja tinggal di rumah. “Seperti bulan madu lagi..”, begitu ibu saya selalu berkata.

Jarang sekali mereka menghabiskan malam berpisah dari satu sama lain, kecuali apabila ada urusan yang tidak bisa dihindari, seperti misalnya nenek saya tiba-tiba sakit sehingga ayah saya harus mengantar ke rumah sakit dan menginap di sana. Tapi selebihnya, mereka selalu bersama. Pagi, siang, dan malam.
Sampai hari ini, setiap bangun pagi-pagi ketika matahari masih redup malu-malu di ufuk timur, ayah saya selalu memberi kecupan mesra untuk ibu saya. Mereka selalu memulai hari dengan mengucap doa bersama-sama. Biasanya ibu saya yang menyiapkan sarapan, namun tidak jarang ayah saya yang memasak Indomie dan menyeduh kopi untuk sarapan.
Ayah saya adalah seorang pria yang keras, tegas, tidak sabaran, tapi penuh kehangatan. Sejak saya dan adik saya masih kecil, beliau menuntut kami untuk selalu mengecup kedua pipinya dan pipi ibu kami setiap kali kami berpisah untuk pergi sekolah dan kembali ke rumah. Kebiasaan tersebut masih terus dilakukan hingga hari ini setiap kali kami bertemu.
Pada hari ulang tahun ibu saya, hari valentine, dan hari ibu, ayah saya selalu memberikan hadiah dan kejutan untuk ibu saya. Entah itu kado kecil yang sederhana ataupun sekedar menyiapkan masakan istimewa. Hari valentine yang lalu, di pagi hari ketika ibu saya keluar dari kamar tidur, di meja makan sudah terdapat kue tart coklat berbentuk hati dan sebuah kartu ucapan, “Untuk Mami tercinta..”
Setiap ibu saya jatuh sakit, ayah saya menjadi super sibuk dan uring-uringan setengah mati. Sibuk mengingatkan saatnya minum obat dan menyiapkan obatnya, mengerik punggung ibu saya, dan memasak obat-obatan herbal tradisonal. Bila tengah malam ibu saya batuk-batuk atau pilek, ayah saya segera bangun dan membawakan obat dan air minum hangat.
Bila sedang berjalan-jalan di mall atau di manapun, ayah dan ibu saya selalu bergandengan tangan atau berangkulan mesra. Dan di depan kami anak-anaknya, ibu saya tidak pernah malu untuk memeluk atau mengecup pipi ayah saya serta berkata betapa dia menyayanginya. Dan setiap kali ayah atau ibu saya mengirim SMS atau menelpon  saya dan adik saya, mereka selalu mengakhiri pembicaraan dengan dengan berkata, “Mami dan Papi sayang kalian..” dan kami pun selalu membalasnya.
Semenjak saya kecil, tidak pernah sekalipun saya mendengar kedua orang tua saya bertengkar. Sedikit berbeda pendapat atau salah satu dari mereka ngomel-ngomel karena suatu kejadian memang sering terjadi, tapi tidak pernah ada pertengkaran yang berarti sama sekali.
Saya sangat bersyukur memiliki kedua orang tua yang begitu mesra dan mencintai satu sama lain. Saya merasa sangat beruntung menjadi bagian dari keluarga yang begitu harmonis dan penuh kehangatan. Dan seiring dengan bertambahnya pengalaman dan pengertian saya mengenai dinamika sosial-romansa, saya menjadi tahu proses dan rahasia menciptakan sebuah hubungan seperti yang dimiliki ayah dan ibu saya.
Apabila Anda merasa tulisan saya di entri-entri sebelumnya seperti sok tahu dan tidak realistis, maka kali ini Anda tahu alasannya. Semua yang saya tulis bukanlah omong kosong dan idealisme semata, apalagi untuk menyudutkan kaum wanita. Saya tahu dan saya mengerti dengan jelas bagaimana menciptakan sebuah hubungan yang ideal, langgeng, dan harmonis. Saya belajar dari kedua orang tua saya. I have learned from the BEST!
Saya ingin membagikan apa yang saya alami dan pelajari pada orang lain, dan berharap hal itu bisa memberikan inspirasi bagi Anda untuk menciptakan sebuah hubungan yang indah. Agar apabila Anda kelak memiliki anak, maka anak tersebut akan mengalami kebahagiaan yang selama ini telah saya alami.
Itu tujuan saya..
Satu hal yang saya pelajari dari ayah dan ibu saya adalah: setiap pihak dalam sebuah hubungan harus mengerti dan menerima perannya dalam hubungan tersebut, dan belajar untuk mencintai pasangannya sesuai dengan perannya tersebut.
Lagi-lagi saya harus menekankan soal peran, karena banyak orang yang salah mengerti. Saya tidak berusaha untuk merubah wanita untuk menjadi seperti yang pria inginkan, saya tidak berusaha untuk merubah Anda menjadi seseorang yang bukan diri Anda sendiri. Saya berbicara soal PERAN. Dalam setiap peran, Anda memiliki HAK dan KEWAJIBAN, terlepas dari bagaimana sifat dan pembawaan Anda.
Sebagai seorang Anak, jelas Anda memiliki HAK dan KEWAJIBAN. Anda berhak memperoleh kasih sayang, fasilitas pendukung kehidupan Anda, edukasi, dsb, tapi Anda juga memiliki kewajiban dan tanggung jawab pada orang tua Anda dan lingkungan keluarga, seperti bersikap sopan pada kerabat yang lebih tua, lulus sekolah dengan lancar, dan menjaga nama baik keluarga. Sebagai seorang anak Anda tidak bisa bertingkah seperti orang tua. Dan Anda jelas tidak bisa berkata, “Mengapa saya harus sok sopan? Saya kan orangnya cuek! Suka tidak suka, ini saya apa adanya!”
Sebagai seorang karyawan Anda pun memiliki dan kewajiban. Anda berhak untuk mendapat gaji, asuransi kesehatan, bonus, dsb, tapi Anda juga memiliki kewajiban untuk bekerja dengan baik, bisa bekerja sama dengan kolega, dan mematuhi peraturan perusahaan. Sebagai seorang karyawan Anda tidak bisa bertingkah seperti boss. Dan Anda jelas tidak bisa berkata, “Saya kan tidak suka dipaksa, jadi saya akan kerja hanya ketika saya mau saja! Suka tidak suka, ini saya apa adanya!”
Begitu pula dalam hubungan romansa. Pria dan wanita memiliki perannya masing-masing, lengkap dengan hak dan kewajibannya. Pria tidak bisa bertingkah seperti wanita, dan begitu juga sebaliknya. Tidak peduli apakah Anda adalah wanita karir dengan gelar tinggi dan gaji besar, agar hubungan itu berjalan dengan baik, Anda harus melakukan kewajiban Anda sebagai seorang wanita dalam hubungan tersebut. Begitu pula dengan pria.

Jumat, 10 Juni 2011

Just be youself ? nooo !

Ini blog dan post pertama gua. Gua akan membahas topik mengenai "just be yourself". Gua akan membahas topik ini secara spesifik. Enjoy !

“I just want to be myself..”Kalimat ini sudah TERLALU sering terdengar. Baik itu di film-film maupun dalam lirik lagu-lagu populer. Banyak orang bahkan menaruh kalimat-kalimat variasi dengan arti yang senada pada profile Facebook, Twitter, atau social media lainnya. Seolah-olah itu adalah sebuah informasi yang sangat teramat penting sehingga semua orang harus tahu.

Banyak orang yang bertanya pada saya bagaimana memperbaiki dan meningkatan kehidupan romansa mereka, dan saya selalu menjawab: “Kamu harus berubah! Ubah penampilan, ubah pola pikir, ubah sikap, ubah kebiasaan, ubah diri kamu seluruhnya..” Yang terjadi berikutnya sudah hampir bisa ditebak, mereka menjawab: “Saya tidak ingin jadi orang lain, saya ingin jadi diri saya sendiri..”

Kalimat seperti itu terdengar begitu absurd di telinga saya, karena hanya ada 2 alasan seseorang mengucapkan kalimat seperti itu: 1) dia tidak mengerti mengenai konsep diri sendiri yang sesungguhnya. 2) kalimat tersebut hanyalah sebuah alasan pembelaan diri belaka, padahal alasan sesungguhnya adalah rasa takut dan tidak nyaman bila harus melakukan sebuah perubahan.


Jangan Lupa Untuk Bercermin

Saya sangat mengerti bahwa sebuah perubahan itu memang tidak nyaman, karena saya dulu juga pernah berada di posisi yang sama. Saya dulu begitu anti memakai kemeja dan sepatu, sangat jaim di depan wanita, terjangkit virus ngarep kronis, dan mengalami kegagalan demi kegagalan, tapi saya tetap ngotot dengan prinsip "This is me! This is who I am! Ini diri saya apa adanya, dan saya ingin wanita yang mencintai saya apa adanya!"

Waktu itu saya sama sekali tidak mengerti bahwa untuk dicintai wanita apa adanya, saya harus menjadi pria yang MEMANG LAYAK dan BISA dicintai terlebih dahulu. Akibat prinsip "be yourself" yang menyesatkan, saya harus terpuruk begitu lama dalam lembah lossy. Kalau melihat foto saya di jaman itu, ingin rasanya saya memutar balik waktu dan menampar diri saya sendiri sambil berteriak: "Ngaca woi!"

Untungnya takdir berkata lain, saya tiba di satu titik di mana saya sadar akan segala kebodohan saya dan MEMUTUSKAN untuk merubah seluruh aspek pada diri saya, mulai dari pola pikir, penampilan, cara berbicara, sampai bahasa tubuh dan pergaulan saya. Dan di sini sekarang saya berada, mengajarkan pada ribuan pria bagaimana caranya merubah diri dan meraih kehidupan romansa impian setiap pria.

Sobat, bila saya bisa melakukannya.. Anda juga bisa! Perbedaan Anda dan saya hanyalah saya sudah terlebih dulu melakukannya. Karena itu saya bisa menunjukkan jalan dan memberitahu caranya. Salah satu caranya adalah: membuang jauh-jauh prinsip "be yourself" yang ada dalam kepala Anda.


Kenali Diri Anda

Bagi Anda yang masih menganut prinsip “jadi diri sendiri”, maka blog ini saya ingin bertanya pada Anda: Siapakah diri Anda yang sebenarnya?

Apakah Anda sungguh mengerti dan mengenal diri Anda sendiri? Bila Anda tahu siapa diri Anda sebenarnya, maka Anda tidak akan mengeluarkan kalimat “Jadi diri sendiri..”

Manusia adalah mahluk pembelajar. Setiap bayi lahir bagai kertas putih, begitupun Anda dan saya. Anda tidak akan mengerti apapun apabila tidak ada yang mengajarkannya pada Anda, entah itu dari keluarga, lingkungan, media informasi. Apa yang Anda ketahui  tentang cinta, tentang apa itu pacaran, apa itu persahabatan, kekayaan, agama, dan segala macam hal lainnya, SEMUA itu Anda dapatkan dari sumber lain yang berasa di luar diri Anda!

Dengan kata lain: apapun kepercayaan, pola pikir, kebiasaan, sifat, pembawaan, dan seluruh sikap Anda, SEMUA itu hanyalah PRODUK atau CETAKAN dari budaya, lingkungan sosial, dan pembelajaran Anda. Seandainya Anda tidak lahir di Indonesia, katakanlah di India misalnya, maka sudah pasti “diri” Anda akan berbeda. Anda kemungkinan besar akan beragama Hindu yang percaya bahwa sapi adalah hewan keramat, dan gemar bernyanyi sambil menari di bawah pohon sambil hujan-hujanan :)

Jadi, kalau seluruh “diri” Anda sangat tergantung pada budaya, lingkungan dan informasi yang Anda terima, lalu siapakah diri Anda yang sesungguhnya? Apakah semua sifat, sikap, dan kebiasaan Anda adalah benar-benar diri Anda? Mengapa Anda bisa bersikap berbeda ketika berada dalam situasi yang berbeda? Apakah  kalimat “just be yourself” masih memiliki makna yang berarti?

Coba dipikirkan..

Meskipun banyak hal permanen dalam diri Anda yang ditentukan oleh genetik dan kelahiran, seperti karakteristik fisik, kecerdasan, kecenderungan, dsb, tapi Anda tidak dilahirkan langsung seperti diri Anda yang sekarang.


Diri Anda Yang Sebenarnya
Tidak ada bayi yang lahir pemalu, pendiam, dan minder. Semua bayi jago menangis, berteriak, dan jelas tidak kenal malu atau minder. Apabila Anda sekarang merasa diri Anda seperti itu: pemalu, pendiam, minder, tidak mau merubah penampilan, dan tidak berani mempraktekkan apa yang sudah Anda baca di blog pertama Saya, maka itu BUKANLAH DIRI ANDA YANG SESUNGGUHNYA!

Anda menjadi pendiam, pemalu, dan minder di hadapan wanita, karena Anda telah BELAJAR, MELATIH dan TERBIASA melakukan hal tersebut tanpa Anda sadari SEPANJANG HIDUP ANDA! Dengan kata lain, Anda sudah menjadi seorang ahli dan jagoan dalam hal grogi, gugup, dan kaku di hadapan wanita.

Diri Anda sekarang HANYALAH hasil dari pengaruh budaya, lingkungan sosial dan pembelajaran Anda, dan itu berarti bahwa sebenarnya “diri” Anda tidak lah permanen dan bisa BERUBAH menjadi seperti apapun yang Anda inginkan. Anda memiliki potensi yang luar biasa dan tidak terbatas, tergantung dari apa yang Anda terima dan pelajari.

Itu sebabnya Saya tidak mengajarkan prinsip “be yourself” karena itu adalah prinsip kuno yang sudah usang. Sebuah pembenaran diri atas kemalasan dan rasa takut yang menghambat diri Anda meraih potensi maksimal. Itu yang menyebabkan Anda hanya membaca artikel saja tapi tidak pernah melakukan apa-apa, karena merasa tidak nyaman dan bersembunyi dibalik kalimat, “Menjadi diri sendiri..”

Bila Anda mendengar ada orang yang mengatakan bahwa cara terbaik memikat wanita adalah dengan “menjadi diri sendiri ” maka orang tersebut tidak mengerti apa yang keluar dari mulutnya sendiri.

Be Your Best Self!

Sebuah prinsip yang jauh lebih baik dan yang akan membakar semangat Anda adalah: BE YOUR BEST SELF! Jadilah diri Anda yang TERBAIK! Tanamkan ini dalam pikiran Anda kuat-kuat.

Pikiran menentukan tindakan, tindakan menentukan hasil. Apabila Anda berpikir bahwa bersekolah dengan baik akan membuat Anda merasa bangga dan membawa Anda pada kesuksesan, maka Anda akan belajar dengan tekun dan memperoleh nilai bagus. Sebaliknya, bila Anda berpikir sekolah itu membosankan dan tidak ada gunanya, maka Anda akan malas-malasan, yang penting lulus dengan nilai seadanya.

Apabila Anda berpikri bahwa Anda hanya ingin menjadi “diri sendiri apa adanya” dan tidak mau melakukan perubahan apapun, maka wajar saja bila Anda hanya mendapatkan “apa adanya” saja dalam kehidupan romansa, pergaulan sosial, karir, akademis,dan segala aspek dalam hidup Anda.

Apakah Anda sudah puas dengan diri Anda yang sekarang? Apakah Anda sudah menjadi diri Anda yang terbaik? Apakah Anda sudah memiliki penampilan, pola pikir, informasi, sikap, sifat, pembawaan, sahabat, dan lingkungan yang terbaik bagi diri Anda?

Bila jawabannya adalah SUDAH, maka saya ucapkan selamat untuk Anda. Tapi apabila jawaban Anda adalah BELUM, maka ini saatnya membuang prinsip Anda yang lama dan mengambil keputusan untuk memulai langkah menjadi diri Anda yang TERBAIK.

Apabila Anda sudah menjadi diri Anda yang TERBAIK maka sudah pasti Anda hanya akan mendapatkan wanita, kehidupan romansa dan pergaulan sosial yang TERBAIK yang layak Anda dapatkan. Karena itu memang sudah HAK Anda, sobat.. Logis, kan?

Menjadi diri yang terbaik adalah sebuah perjalanan panjang. Memang tidak mudah, apalagi bila dibandingkan kenyamanan penghiburan diri “jadi diri sendiri apa adanya” yang selama ini Anda lakukan.Untuk menunjukkan jalan, membantu, dan menemani Anda dalam perjalanan Anda.

To be the best, you have to learn from the best.



hem. pembahasan gua tntang "just be yourself" slesai. maaf ya klo postnya standart. maklum pemula. si Pacar ajarin gua ngapa --"